Go to Design --> Edit Html and find these sentences. Now replace these sentences with your own welcome message. This templates is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com. Download this template and more premium blogger templates from Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 02 April 2011

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJER

Posted by Titik Terang On 10.44 No comments

DEFINISI PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyaawan berdasarkan sasaran, standard, dan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
            Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

MANFAAT PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinejra dimanfaatkan oleh manajemen untuk:
1.    Mengelola oprasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian  karyawan secara maksimum.
2.    Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
3.    Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4.    Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
5.    Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

TAHAP PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama: tahap persiapan dan tahap penilaian. Yahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci:
1.    Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab.
2.    Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.
3.    Pengukuran kriteria sesungguhnya.

Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci:
1.    Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.    Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dan yang ditetapkan dalam standard.
3.    Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.

Empat golongan pusat pertanggungjawabaanberikut ini:
1.    Pusat oertanggunjawabaan yang sebagian besar biayanya merupakan biaya variable teknik (engineered variable costs). Masukan dan keluaran pusat pertanggungjawabaan ini memiliki hubungan nyata dan tidak erat.
2.    Pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar biayanya merupakan biaya commetted fixed costs. Masukan dan keluaran pusat pertanggungjawabaan ini memiliki hubungan nyata dan tidak erat.
3.    Pusat pertanggungjawabaan sebagian besar biayanya merupakan biaya discretionary variable costs. Masukan dan keluaran pusat pertanggungjawabaan ini memiliki hubungan artificial dan erat.
4.    Pusat pertanggungjawabaan yang sebagian besar biayanya merupakan discretionary fixed costs. Masukan dan keluaran pusat pertanggungjawabaan ini memiliki hubungan artifisian dan tidak erat.
Berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya dan hubungan di antara keduanya, pusat pertanggungjawabaan daoat dibagi menjadi 4 macam seperti terlihat dalam gambar.

Karakteristik Pusat Pertanggungjawaban
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur prestasinya atas dasar biayanya (nilai masukannya).
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat pertanggungjawaban dan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut.
Berdasarkan karakteristik hubungan antara masukan dan keluarannya, pusat biaya dibagi lebih lanjut menjadi pusat biaya teknik (engineering expense center). Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan keluarannya.
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba diukur kinerjanya dari selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatn tersebut.
Pusat investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur prestasinya dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Ukuran ini disebut dengan kembalian investasi (return on investment disingkat ROI), yang rumus perhitungannya adalah: laba dibagi investasi. Dapat pula manajer investasi diukur prestasinya dengan menggunakan residual income, yang merupakan laba dikurangi dengan beban modal (capital charge).

Penetapan Kriteria Kinerja Bagi Setiap Pusat Pertanggungjawaban
Dalam menetapkan kinerja manajer, berbagai factor berikut ini perlu dipertimbangkan:
  1. Dapat diukur atau tidaknya kriteria.
  2. Rentang waktu sumber daya dan biaya.
  3. Bobot yang perhitungkan atas kriteria.
  4. Tipe kriteria yang digunakan dan aspek prilaku yang ditimbulkan.

Pengukuran Kinerja Sesungguhnya
Melakukan pengukuran hasil sesungguhnya bagian atau aktivitas yang menjadi daerah wewenang manajer tersebut. Meskipun pengukuran kinerja tampaknya objektif, bersifat repetitif, dan merupakan kegiatan yang rutin, namun pengukuran kinerja itu sendiri sering kali memicu timbulnya perilaku yang tidak semestinya.
Perilaku yang tidak semestinya yang sering kali muncul dalam pengukuran kinerja adalah: perataan (smoothing), pencondongan (biasing), permainan (gaming), penonjolan dan pelanggran aturan (focusing and illegal act).

Pembandingan Kinerja Sesungguhnya dengan Sasaran yang Telah Ditetapkan Sebelumnya dan Pelaporan dengan Segera Hasilnya
Informasi penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang telah ditetapkan diumpanbalikkan dalam laporan kinerja manajer yang bertanggungjawab untuk menunjukkan efisiensi dan efektivitas kinerjanya.
Laporan kinerja harus memenuhi persyaratan berikut ini untuk menghasilkan perilaku yang fungsional:
  1. Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisi informasi yang rinci, dan laporan kinerja untuk manajer tingkat di atasnya harus berisi informasi yang lebih ringkas. Semakin tinggi jenjang manajer, semakin ringkas isi laporan kinerjanya.
  2. Laporan kinerja berisi unsur terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan yang disajikan secara terpisah, sehingga manajer yang bertanggung jawab atas kinerja dapat dimintai pertanggungjawaban atas unsur-unsur yang dikendalikan olehnya.
  3. Laporan kinerja harus mencakup penyimpangan, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
  4. Laporan kinerja sebaiknya diterbitkan paling tidak sebulan sekali. Penerbitan kurang dari periode satu bulan dapat dilakukan dalam keadaan khusus yang memerlukan perhatian segera dan perubahan segera terhadap perilakku manajer.
  5. Laporan kinerja harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pengalaman pemakai.
  6. Penyajian laporan kinerja sebaiknya memperhatikan kemampuan penerima dalam menerima dalam memahami laporan tersebut.

Penentu penyebab operasional dan keperilakuan
penyimpangan yang merugikan
penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan perlu dianalisis untuk menentukan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, dan dapat direncanakan tindakan untuk mengatasinya baik untuk membentuk perilaku fungsional dalam proses penentuan penyebab terjadinya penyimpangan, harus diselenggarakan rapat untuk berbagai jenjang manajer. Rapat tersebut harus merupakan forum pembicaraan pemecahan bersama masalah – masalah yang timbul akibat penyimpangan dan mendorong partisipasi aktif setiap peserta yang hadir untuk memecahkan masalah.

Penegakan perilaku dan tindakan yang Diinginkan Untuk
Mencegah terulangnya perilaku yang tidak di inginkan 
            Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakan perilaku yang diinginkan dan mencegah terulangnya perilaku yang tidak diinginkan.

Ukuran Kinerja
            Terdapat tiga mcam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif : ukuran kriteria tunggal, ukuran kriteria beragam, dan ukuran kriteria beragam, dan ukuran kriteria gabungan. Ukuran kriteria tunggal ( single criterion ) dalah ukuran kerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Ukuran kriteria beragam ( multiple criteria )  adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer. Ukuran kriteria gabungan
( composite criteria ) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing – masing ukuran, dan menghitung rata – ratanya ukuran menyeluruh kinerja manajer.
Ukuran Kriteria Tunggal
            Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja, orang akan cebderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut dengan akibat diabaikannya kriteria yang lain, yang kemungkinan sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan atau bagianya. Sebagaui contoh, manajer produksi yang di ukur kinerjanya dari tercapainya target kuantitas produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan mengabaikan pertimbangan penting lain mengenai mutu, biaya, pemeliharaan ekuipment, dan sumber daya manusia. 

Ukuran Kriteria Beragam
            Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga seorang manajer diukur kinerjanya dengan beragam kriteria.
Tujuan pengguna kriteria beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.

Ukuran Kriteria Gabungan
            Karena disadari bahwa beberapa tujuan lebih penting secara keseluruhan dibandingkan dengan tujuan yang lain, beberapa perusahaan memberiakan bobot angka tertentu beragam kriteria kinerja untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer, setelah memperhitungkan bobot beragam kriteria kinerja masing – masing


PERAN INPORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN  
            Di muka tealh di uraikan berbagai tipe pusat pertangungjawaban dan ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja manajernya. Di bagian ini akan diuraiakan peran inpormasi akuntansi pertanggungjawaban dan masalah pengukuranya sebagai ukuran kinerja tipe pusat tipe pusat pertanggungjawaban.

PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN
            Informasi akuntansi yang dipakai ukuran kinerja manajer pusar pendapatan adalah pendapatan.
Masalah akan timbul jika pusat pendapatan mentranfer produk atau jasanya kepada pusat pertanggungjawaban lain dalam perusahaan. Masalah yang timbul adalah apakah pendapatan dari Transfer  produk atau jasa ke pusat pertanggungjawaban lain dalam perusahaan tersebut diperhitungkan sebagai pendapatan pusat laba dan pada harga transfer berapa harga diperhitungkan sebagai beban pusat pertanggungjawaban yang menerima trnsfer.

PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA
            Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja pusat biaya adalah biaya bayank masalah yang timbul dalam pengukuran biaya sebagai ukuran kinerja, karena tidak ada biaya yang seratus persen dapat dikendalikan oleh manajer yang memiliki wewenang untuk pengguna biaya sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya adalah :
  1. Masalah perilaku biaya
  2. Masalah hubungan biaya dengan pusat biaya
  3. Masakh jangka waktu
  4. Masalh tanggung jawab ganda.

PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA
            Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewnang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut.
Demikian, untuk mengukur kinerja pusat laba, umumnya digunakan dua ukuran yang menghubungkan laba laba yang diperoleh pusat laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba: kembalikan investasi ( return on investment atau seringkali disingkat dengan ROI ) dan residual income ( seringkali disingkat denag RI ). Ukuran lain dapat di gunakan untuk mengukur kinerja manajer pusat laba adalah produktivuitas .   

Kembalian Investasi ( Return Investment)
            Kembalian investasi ( return on investment  atau di singkat ROI) merupakan perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba.formula untuk menghitung return on investment adalah sebagai berikut:

Laba
  1. ROI =
Investasi

Pendapatan                 X                      Laba
  1. ROI=
Investasi                                              Pendapatan

Dalam menggunakan kembalian investasi sebagai ukuran kinerja, diperlukan kebijakan managemen yang bersangkutan dengan:
  1. Penentuan komponen yang digunakan untuk menghitung laba
a)    Komponen pendapatan
b)    Komponen biaya
  1. Penentuan Aktiva yang diperhitungkan ke dalam investment base
  2. pengukuran nilai aktiva yang diperhitungkan ke dalam investment base.

Manfaat kembalian investasi sebagai pengukur kinerja
            Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja pusat laba memiliki tiga manfat berikut ini:
  1. Kembalian investasi mendorong manager pusat laba menaruh perhatian yang seksama terhadap hubungan antara pendapatan penjualan, biaya, dan investasi.
  2. Kembalian investasi mendorong manager pusat laba melaksanakan efisiensi biaya.
  3. Kembalian investasi mencegah manager pusat laba melakukan  investasi yang berlebihan di dalam pusat laba yang dipimpinnya.

Kelemahan kembalian investasi sebagai pengukur kinerja
Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja pusat laba memiliki dua kelemahan:
  1. Kembalian investasi tidak mendorong manager pusat laba untuk melakukan investasi dalam proyek yang akan berakibat menurunkan kembalian investasi pusat laba, meskipun proyek tersebut menaikan frofitabilitas perusahaan sebagai keseluruhan.
  2. Kembalian investasi mengakibatkan manager pusat laba  memusatkan perhatiannya kepada sasaran jangka pendek dengan mengorbankan sasaran jangka panjang.


Residual Income
Residual income dihitung dengan mengurangi laba yang diperoleh pusat laba dengan beban modal ( capital charge)
            Dalam perhitungan residual income, pusat laba dapat menerapkan tarif beban modal yang berbeda untuk aktiva yang memiliki resiko berbeda.

 Keunggulan Residual Income
            Residual income memiliki keunggulan dibandingkan dengan kembalian investasi sebagai pengukur kinerja manager pusat laba.
  1. Penggunaan residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba mengakibatkan semua pusat laba memiliki sasaran laba yang sama untuk investasi yang sebanding. Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja manager pusat laba memberikan perangsang yang berbeda-beda untuk investasi.
  2. Residual income dapat menggunakan tarif beban modal yang berbeda untuk aktiva yang memiliki risiko yang berbeda.

KELEMAHAN RESIDUAL INCOME  
Sebagai tolak ukur kinerja pusat laba, residual income memliki kelemahan sebagai
Berikut :
1.    seperti halnya dengan kembalian investasi, residual income juga hanya mendorong manajer pusat laba memusatkan orientasinya ke tujuan – tujuan jangka pendek, karena laba komponen yang digunakan untuk menghitung laba halnya dibatasi dengan periode akuntansi yang tidak lebih dari satu tahun kelender.
2.     seperti halnya dengan kembalian investasi, residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap .karena biasanya penghitungan residual income didasarkan atas laba bersih menurut akuntansi (yang biasanya depresi yang diperhitungkan sebagai biaya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus ), maka kinerja manajer pusat laba tidak dapat dicerminkan dengan residual income.
3.     tidak seperti halnya dengan kembalian investasi yang berupa ratio atau persentase, residual income berupa angka absolut, yang tidak dapat di gunakan untuk membandingkan kemampuan berbagai pusat laba dalam mengahasilkan laba. Perbandingan secara langsung kinerja dua pusat laba tidak dapat dilakukan menggunakan residual income jika dua pusat laba tersebut memiliki rata – rata aktiva yang berbeda.

PRODUKTIVITAS SEBAGAI PENGUKUR KINERJA        
            Pusat pertanggungjawaban yang dapt di ukur dengan ukuran produktivitas adalah pusat pertanggungjawaban yang keluaranya dapat diukur secra kuantitatif, karena produktivitas merupakan ratio anatara keluaran denag pemasukan.


DEFINISI PRODUKTIVITAS 
            Produktivitas berhubungan dengan produksi secra efisien dan terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang digunakan untuk menghasilakn keluaran tersebut.
Pengukuran produktivitas dilakukan denagn mengukur perubahan produktivitas sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha untuk memeperbaiki produktivitas.
PRODUKTIVITAS PARSIAL 
            Pengukuran produktivitas untuk satu masukan pada saat di sebut dengan pengukuran produktivitas operasional parsial (partial produktivity measurement).
pengukuran produktivitas untuk seluruh masukan pada suatu saat disebut dengan pengukuran produktivitas total (total produktivity measurement).
Produktivitas diukur dalam bentuk ratio antara keluaran dengan masukan .
Pormula untuk menghitung Produktivitas adalah :
            Ratio produktivitas =  Keluaran
                                                Masukan
            Jika keluaran dan masukan yang digunakan dalm formula tersebut dinyatakan dalam kuantitas fisik, maka ratio produktivitas yang dihasilkan berupa ukuran  produktivitas operasional ( opreational produktivity measure ) jika digunakan keluaran dan masukan , ratio produktivitas yang dihasilkan berupa ukuran  produktivitas keuangan ( finacial produktivity measure ).

KELEBIHAN PRODUKTIVITAS PARSIAL
            Produktivitas parsial sebagai pengukur kinerja manajer memiliki kelebihan sebagai berikut ini:
1.    memungkinkan manajer memusatkan usahanya terhadap penggunaan masukan tertentu saja.
2.    memudahkan karyawan operasional menentukan kinerja  produktivitasnya karyawan operasional hanya dapt mengedalikan masukan tertentu, sehingga ukuran produktivitas parsial yang memberiakn umpan balik mengenai hubungan antara keluaran dengan tertentu mudah mereka fahami.
3.    untuk kepentingan operasional, seringkali standar kinerja bersifat jangka pendek, yang di ukur dengan membandingkan produktivitas parsialm batch sekarang dengan batch sebelumnya.

KELEMAHAN  PRODUKTIVITAS PARSIAL
            Pengguna produktivitas parsial secar terpisah sebagai ukuran kinerja dapat menyesatkan. Suatu penurunan produktivitas salah satu masukan kemungkinan diperlukan untuk menaikan produktivitas masukan yang lain. Kompensasi semacam ini .

PRODUKTIVITAS TOTAL
            Pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam dua kondisi : tanpa adanya pertukaran produktivitas antar masuk dan memprehitungkan adanya pertukaran produktivitas antarmasukan.
ASPEK PERILAKU DALAM PENILAIAN KINERJA DENGAN
MENGGUNAKAN INFORMASI AKUNTANSI
            Kemungkinan orang memberiak reaksi yang merugikan dengan disajikannya data kinerja mereka dalam ukuran akuntansi. Alasan yang dikemukakan adalah :
1.    hubungan antara struktur organisasi dengan struktur pelaporan keuangan
2.    tingkat partisipasi dalam penerapan standar
3.    tingkat pemahaman manajeman terhadap informasi akuntansi dan sistem akuntansi.

0 komentar:

Posting Komentar